TEKSTUAL.com – Peringatan Hari Buruh yang jatuh pada tanggal 1 Mei setiap tahunnya selalu mengawal isu berkenaan buruh. Namun berbeda tahun ini, pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menjadikan serikat buruh tidak dapat turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan. Meski begitu, isu persoalan yang ada tetap dikawal.
Sekjen Asosiasi Serikat Pekerja Buruh (ASPB) Bontang, Marolop Silalahi mengatakan pihaknya tidak melakukan aksi demonstrasi seperti tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Di samping itu, dia menyebutkan tetap mengawal isu yang ada. Isu yang dikawal tahun ini perihal penundaan Omnibus Law. Di mana klaster cipta lapangan kerja yang menjadi titik berat dalam pembahasan.
“Penundaan omnibus law masih merupakan ancaman bagi kaum buruh. Untuk itu akan kami kawal pembahasannya dengan harapan harus melibatkan aktivis buruh dan serikat pekerja sehingga bisa mengakomodasi harapan buruh,” terangnya saat dihubungi, Jumat (1/5/2020).
Sementara itu di tengah keprihatinan dengan wabah Covid-19, Marolop mengatakan dalam waktu dekat ini ASPB bekerja sama Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan membantu rekan-rekan sesama buruh yang terdampak Covid-19 di Kota Taman dengan membagi ratusan paket sembako.
Pengadaan sembako tersebut dikatakan Marolop merupakan alokasi dana BPJS dalam mendukung peringatan hari buruh.
“Karena memang BPJS Ketenagakerjaan setiap tahunnya sudah menganggarkan untuk support peringatan Mayday. Sehubungan tahun ini tidak ada peringatan Mayday maka anggaran tersebut dialokasikan ke bantuan Covid-19,” tukasnya. (nnd)