TEKSTUAL.com – Ada yang tak biasa dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) kali ini. Di peringatan ke-75 yang jatuh pada Senin (17/08/2020), beberapa hal yang menjadi pembeda dari peringatan di tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang bertugas adalah petugas tahun lalu, sampai upacara ‘on the road’ yang berlangsung selama 3 menit di pusat kota.
Upacara tersebut dilakukan pada pukul 11.17 sampai 11.20 Wita. Untuk lokasi upacara berada di 3 titik persimpangan. Yaitu di persimpangan traffic light Bontang Baru, simpang 3 traffic light Bontang Plaza, dan simpang 4 Tanjung Laut atau Masjid Agung Al-Hijrah.
Tepat di waktu tersebut, sirine tanda peringatan detik-detik proklamasi pun berbunyi. Seluruh pengendara yang melintas pun berhenti.

Tampak di lokasi hadir berbagai lapisan dan kalangan. Mulai dari TNI-Polri, Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP), komunitas, pengendara, dan ratusan masyarakat.
Semua kompak berdiri dengan sikap sempurna. Lagu Indonesia Raya pun dinyanyikan oleh ratusan partisipan. Tak hanya itu, peserta upacara pun kompak dengan masker di wajah. Petugas pun diatur jaraknya.
Meski panas terik begitu menyengat di kulit, tapi ini tidak menurunkan animo masyarakat untuk mengikuti instruksi yang ada. Terlebih saat pengibaran bendera berlangsung, seluruh masyarakat diminta berhenti dari segala aktivitas sejenak dan ikut berdiri tegak menghadap sang Merah Putih. Hal ini tentu memberi warna baru pada gelaran peringatan HUT Kemerdekaan RI.
Seperti diungkapkan salah satu pengibar dari purna Paskibra 2019, Stefany Martha Purba. Tak hanya bertugas pada pengibaran di Halaman Kantor Wali Kota lama, ia juga bertugas pada ceremony on the road. Dia merasa senang dan bangga akan hal tersebut. Terlebih dirinya terhitung 2 kali mengibarkan bendera.
“Senang, deg-degan juga karena di hadapan banyak orang. Bangga karena mengibarkan 2 kali. Di pandemi ini, ada sejarah baru seremoninya. Bedanya kalau tahun lalu bisa rama-ramai dengan teman-teman 45 orang, kalau tahun ini dengan banyak orang,” ungkapnya saat ditemui usai upacara.
Stefany pun mengungkapkan, untuk gelaran upacara kali ini ia bersama rekan-rekannya hanya berlatih selama kurang lebih 2 minggu. Sedangkan untuk ceremony on the road, hanya berlatih selama 1 hari. Namun meski begitu, upacara dapat berjalan lancar dan khidmat.
Di samping itu, Antoni Lamini yang merupakan salah satu peserta upacara mengungkapkan upacara kali ini digelar dengan kreatif. Dia pun mengungkapkan hadirnya dia dalam upacara ini merupakan panggilan baginya sebagai salah satu putra pejuang ‘45 untuk turut merasakan atmosfer pada momen tersebut.
“Harapan saya sebagai warga negara dan juga warga Bontang, dengan kemerdekaan ini Bontang juga bisa merdeka dari Covid-19,” ungkapnya.
Usai ceremony on the road dilaksanakan, masyarakat pun kembali disilakan melanjutkan aktivitas. Selain itu, lalu lintas pun kembali berjalan. (nnd)