TEKSTUAL.com – Ari (29) berkeliling Indonesia memilih menggunakan sepeda. Dia tiba di Bontang, Senin (4/1/2021) pagi. Ide gila bersepeda mengelilingi Indonesia itu lahir karena Ari ingin mengetahui seluruh budaya yang ada di tanah air.
Star mulai 20 Agustus 2020, Ari awalnya hanya mengelilingi Maluku menggunakan sepeda. Berjalannya waktu, terbesit keinginannya mengelilingi nusantara. Dengan modal nekatnya itu, Ari pun berhasil mengayuh sepeda sampai ke beberapa provinsi. Mulai Papua, Bali, Sulawesi, bahkan provinsi lainnya.
“Nah, setelah dari Makassar dan Mamuju, saya ke Borneo dan sampai di sini (Bontang, Red),” kata Ari.

Pria asli Ternate ini mengaku sebelum ke Bontang, ia sempat mengelilingi Balikpapan dan Samarinda. Kemudian ke Nunukan, Tanjung Selor, Tarakan, Sebatik, Kutai Timur (Kutim), baru ke Bontang.
“Provinsi sudah 15 yang saya datangi, kalau kabupaten/kota saya lupa sudah berapa,” ujarnya sambil tersenyum.
Untuk biaya keliling nusantara, ia mengaku hanya bermodalkan bakat seninya. Yakni dengan menjual tas berbahan karung goni, batok kelapa, dan lainnya. Yang dijual seharga Rp 30 ribu.
Ia tak pernah meminta kepada siapa pun, bahkan pemerintah. Namun diakui Ari, dagangannya kini telah habis. Bila tak ada uang, di mana kota ia berhenti, di situ juga ia akan mencari kerja. Baik itu untuk membeli beras atau makanan lainnya. Karena ia membawa kompor portable untuk memasak.
“Sembarang saya kerjai yang penting menghasilkan, yang penting halal,” ungkapnya.
Dikatakan Ari, ia memilih Bontang karena banyak bertemu warganya. Menurutnya, warga Bontang sangat ramah dan baik. Itu lah alasannya ia memilihnya Bontang masuk menjadi kota tujuan persinggahan.
“Saya ingin merasakan langsung sifat ramah itu di tengah – tengah mereka. Caranya ya dengan bersepeda berkeliling ini,” tuturnya.
Kata Ari, meski panas, ia sangat senang di Bontang karena kotanya bersih berbeda dengan kota yang lain. Ia pun berpesan kepada masyarakat yang tinggal di Bontang untuk tetap menjaga kebersihan kota ini.
“Tujuan saya keliling nusantara ini adalah mengetahui budaya kota lain yang mungkin bisa saja saya terapkan di Maluku. Karena saya akan membangun sanggar seni,” bebernya. (ver)