Bontang

Barang Bekas Disulap Jadi Alat Pemisah Gabah Juara se-Kaltim, Bakal Ikuti Lomba Tingkat Nasional

TEKSTUAL.com – Tak ada yang menyangka hasil kreativitas warga Bontang mampu bersaing ke tingkat nasional. Dia lah Keong Papi atau alat pemisah gabah ciptaan warga Kanaan, Yulianus dan Jepri dinobatkan sebagai juara Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) digelar Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (DSPM) Kaltim, di Stadion Rondon Demang Tenggarong belum lama ini.

Ketua Posyantek Pelangi Kecamatan Bontang Barat, Lapu Tombilayuk memaparkan, keong papi sebenarnya juara 3 lomba TTG tingkat kota yang digelar DSPM Bontang. Namun saat mengikuti lomba TTG provinsi, teknologi tersebut malah juara.

Lapu pun memaparkan, hasil inventarisir inovasi TTG di wilayah Bontang Barat sebenarnya ada 5 yang ikut diperlombakan, diantaranya pengatur suhu ruang jamur, penyedot madu kelenceng, mobil giela (Gerakan Lincah) pengangkut sawit di medan susah dan keong papi. Namun karena melihat situasi dan kondisi, hanya keong papi yang diikutkan dan menang.

“Sebenarnya juara 1 TTG kota saja yang diundang. Tapi karena melihat potensi alat teman-teman, kami (Posyantek Pelangi dan Kecamatan Bontang Barat inisiatif sendiri untuk ikut lomba,” ungkapnya belum lama ini.

Lapu menjelaskan, keong papi merupakan inovasi yang diciptakan Yulianus dan Jepri dari Kanaan. Yulianus merupakan petani, sedangkan Jepri mekanik di salah satu bengkel. Awal mula, Yulianus mengalami kendala saat memanen gabah. Dia pun konsultasi ke bengkel Jepri. Karena Yulianus anggota Posyantek. Pihak posyantek juga turut memberikan arahan kepada mekanik tersebut. Ternyata mekanik itu tanggap yang disampaikan dan jadilah alat tersebut.

“Alat tersebut sudah diterapkan juga di lahan pertanian di Marangkayu dan Kilometer 24 (Jalan Poros Bontang-Samarinda),” tuturnya.

Keong Papi atau pemisah gabah saat mengikuti Lomba TTG tingkat Provinsi kaltim.

Sementara, Yulianus membeberkan, alat pemisah gabah tersebut bila dibuat tidak menguras kantong. Itu karena semua didapat dari barang bekas. Seperti siku bekas dapur, tiga ban argo bekas dan mesin parut kelapa yang sudah rusak. Hanya saat di las dan pengecatan baru keluar biaya.

“Ini juga menurut kami yang bisa menjadikan keong papi menang karena bahannya dari barang bekas dan tidak menguras kantong,” bebernya. (ver)

Related posts

Kisah Nasir Lakada, Orang yang Pertama Tinggal hingga Jadi Pemimpin di Kampung Malahing

Tekstual01

Gelar Business Coaching, Pupuk Kaltim Dorong UMKM Binaan Lahirkan Inovasi Produk Berorientasi Ekspor

Tekstual01

Tim Medis Jadi Garda Terdepan Lawan Corona, OBB Bantu dengan Sumbang Perlengkapan Medis dan Makanan

Tekstual01

Pesangon Eks Karyawan Equator Belum Dibayar, DPRD Janji Sampaikan Masalah Ini ke PKT

Tekstual01

Dana CSR Pupuk Kaltim Dituding 70 Persen Keluar Bontang, Aliansi Masyarakat Bufferzone Minta 50 Persen dan Bisa Diprioritaskan

Tekstual01