Bontang

Warga RT 19 Gunung Telihan Kenalkan Urban Farming Jadi Andalan Wilayah dan Sumber Pendapatan

TEKSTUAL.com – Berkebun di sekitar rumah atau urban farming menjadi salah satu solusi dalam menambah pendapatan rumah tangga. Ini lah yang kompak dilakukan warga RT 19 Gunung Telihan tergabung dalam Kelompok Dasa Wisma Kampis Hilir.

Sejatinya belum genap sebulan membibit kangkung, ratusan kilogram berhasil di panen, Rabu (6/7/2022). Bahkan belum sampai malam, kangkung sudah ludes terjual. Panen pertama kali ini juga dihadiri Sekda Bontang, Aji Erlynawati berserta pejabat lainnya.

Ketua RT 19 Kelurahan Gunung Telihan, Marthina Rede mengungkapkan, lewat Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Bontang, dasa wisma mendapat bantuan modal dari pemerintah pusat dan memilih urban farming. Bantuan tersebut sebesar Rp 60 juta, disalurkan selama 2 kali dalam setahun.

“Untuk saat ini, kami (Dasa Wisma Kampis Hilir) fokuskan dan untuk urban farming,” jelasnya belum lama ini.

Marthina mengatakan, untuk panen pertama, tanaman yang dipilih adalah kangkung. Itu karena hanya 3 Minggu sudah panen. Tujuannya cepat panen agar hasil penjualan bisa cepat digunakan kembali untuk pengembangan tanaman yang lain.

“Kangkung langsung ada pembelinya. Ada warga hingga pejabat. Hasil penjualan mencapai Rp 2 juta,” ungkapnya.

Dipaparkan dia, bahwa keberhasilan memanen pertama kali berkat kerja keras 32 anggota dasa wisma. Mereka rutin memelihara tanaman karena memiliki jadwal pemeliharaan secara bergantian setiap hari.

“Jadi anggota dasa wisma ini asli warga sini (RT 19 Gunung Telihan). Ada dari ibu RT, pedagang hingga ASN,” bebernya.

Adapun target ke depan adalah seluruh anggota bisa melaksanakan urban farming di rumah masing-masing. karena akan disiapkan 100 polybag dan bibit. Harapannya dapat menopang perekonomian dan makanan yang selalu bergizi.

“Tidak hanya kangkung, target kami ke depan ada tomat, cabai, sawi dan seledri,” urainya.

Dia mengungkapkan, kelompok urban farming yang dibentuk merupakan ide ia sejak terpilih menjadi ketua RT. Ide itu lahir karena ingin merubah pandangan warga lain tentang RT 19 yang merupakan daerah langganan banjir. Kemudian melihat banyak juga warga merupakan pedagang.

“Jadi bukan hanya banjir saja dikenal. Ini (urban farming) nah RT 19,” ujarnya.

Dikatakan Marthina, kegiatan tersebut diharapakan dapat menciptakan warga semakin mandiri. Tidak berharap adanya bantuan sosial dari pemerintah. Sebab dengan urban farming, selain bisa menopang perekonomian, mereka juga dapat menerapkan pola makan sehat dan bergizi. Karena semua pembibitan yang ditanam menggunakan pupuk organik tidak ada yang mengandung bahan kimia.

“Jadi mereka sejahtera, anak pun sehat,” harapnya. (ver)

Related posts

Dana CSR Pupuk Kaltim Dituding 70 Persen Keluar Bontang, Aliansi Masyarakat Bufferzone Minta 50 Persen dan Bisa Diprioritaskan

Tekstual01

Gunakan Kostum Buatan Sendiri Perpaduan Nusantara Antarkan Badak LNG Juara BCC 2022

Tekstual01

Merdeka Pendidikan untuk Anak Negeri, Pupuk Kaltim Salurkan Beasiswa Rp3,8 Miliar

Tekstual01

Waspadai Penyakit Mulut dan Kuku, DKP3 Ambil Sampel Darah Sapi dan Babi

Tekstual01

Gelar Reses di Bontang, M Nasiruddin Tampung Aspirasi Nelayan dan Pemuda

Tekstual01