Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mendukung sektor pertanian. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan produksi pangan di tengah tantangan alih fungsi lahan dan keterbatasan akses modal bagi petani.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menekankan pentingnya optimalisasi peran BUMDes dalam sektor pertanian. Menurutnya, BUMDes dapat berperan signifikan dalam pembiayaan dan pemasaran hasil pertanian lokal.
“Kita ingin agar pertanian di Kukar semakin maju dan berdaya saing. Oleh karena itu, peran BUMDes harus dioptimalkan, khususnya dalam mendukung pembiayaan dan pemasaran produk pertanian lokal,” ujar Edi, pada Rabu, 19 Februari 2025.
Saat ini, beberapa BUMDes di Kukar sudah mulai berkembang dan bermitra dengan kelompok tani setempat. Namun, tantangan terbesar adalah membangun ekosistem yang mendukung peran lebih besar bagi BUMDes, terutama dalam akses permodalan dan distribusi hasil panen.
Di sisi lain, Kukar terus mempertahankan posisinya sebagai lumbung pangan Kalimantan Timur. Saat ini, sekitar 42 persen kebutuhan beras provinsi berasal dari Kukar. Selain itu, sektor perikanan dan hortikultura juga menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Untuk mendukung petani dalam akses pembiayaan kata Edi, Pemerintah Kabupaten Kukar menginisiasi skema Kredit Kukar Idaman, yakni kredit usaha tanpa agunan bagi petani. Skema ini bertujuan mengurangi ketergantungan petani terhadap tengkulak yang selama ini membebani mereka dengan harga jual yang tidak stabil.
“Kita harus terus berusaha memperkuat ekosistem pertanian di Kukar. Mulai dari produksi, pembiayaan, hingga pemasaran harus dikelola dengan baik agar petani kita semakin sejahtera,” tutup Edi Damansyah. (*adv/diskominfokukar)
