Harga cabai di Kabupaten Kutai Kartanegara diperkirakan tetap stabil meskipun telah memasuki periode pasca-Ramadan. Ketersediaan pasokan dari hasil panen para petani lokal, terutama yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT), menjadi faktor utama dalam menjaga kestabilan harga komoditas hortikultura tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kukar, Sutikno, mengungkapkan bahwa sebagian besar KWT yang menerima bantuan dari pemerintah daerah pada 2024 telah mulai memanen cabai. Panen raya bahkan dijadwalkan berlangsung pada akhir April 2025 mendatang.
“Akhir bulan ini, 40 KWT kita sudah panen cabai, dan sebagian memang sudah mulai sejak awal bulan. Alhamdulillah, ini berdampak pada turunnya harga cabai di pasaran,” ujar Sutikno ketika diwawancarai pada Rabu, 12 Maret 2025.
Berdasarkan data Disketapang Kukar, harga cabai yang sebelumnya sempat melambung hingga Rp150 ribu per kilogram, kini telah turun ke kisaran Rp75 ribu hingga Rp90 ribu. Tren penurunan harga ini menjadi salah satu indikator keberhasilan program pengendalian inflasi yang digagas melalui penguatan peran KWT.
Pada 2024 lalu, Disketapang mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,6 miliar untuk mendukung 40 KWT di 12 kecamatan. Bantuan tersebut mencakup bibit, pupuk, dan sarana produksi lainnya. Menurut Sutikno, keberhasilan program tahun lalu mendorong perluasan skala pada 2025.
“Tahun ini, kami mengalokasikan Rp5,8 miliar untuk mendukung 150 KWT. Harapannya, produksi cabai bisa meningkat secara signifikan dan harga di tingkat konsumen tetap terkendali,” imbuhnya. (*adv/diskominfokukar)