Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembinaan sepak bola melalui peningkatan infrastruktur olahraga. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar memastikan bahwa perbaikan stadion dan lapangan sepak bola akan menjadi salah satu agenda prioritas pada 2025.
Fokus utama pembenahan diarahkan pada Stadion Rondong Demang di Tenggarong, yang selama ini menjadi salah satu pusat kegiatan sepak bola lokal. Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Kukar, Thauhid Afrilian Noor, menyoroti sejumlah persoalan teknis yang masih membayangi stadion tersebut dan berpotensi membahayakan keselamatan pemain.
“Kalau terbiasa main di lapangan yang tidak standar, lama-lama bisa terbiasa dengan cedera. Sliding di tanah keras sangat berbahaya,” ujar Thauhid kepada awak media, pada Kamis, 15 Mei 2025.
Ia menilai, Stadion Rondong Demang lebih ideal digunakan untuk pertandingan lokal dibanding Stadion Aji Imbut, yang meskipun memiliki kapasitas besar, dinilai kurang cocok untuk atmosfer pertandingan di level kabupaten. Thauhid juga menyinggung perlunya pembenahan sarana penunjang seperti kursi pemain, ruang ganti, hingga tribun penonton.
“Rondong Demang ini, kata Sekjen PSSI, lebih cocok dipakai daripada Aji Imbut. Tapi tetap perlu pembenahan,” tegasnya.
Merespons hal itu, Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni, menyampaikan bahwa pemerintah daerah siap menindaklanjuti permintaan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa 2025 akan menjadi momentum dimulainya perbaikan besar-besaran terhadap infrastruktur olahraga, termasuk Stadion Aji Imbut yang belum pernah direhabilitasi sejak pertama kali dibangun.
“Insya Allah, tahun 2025 kami fokus memperbaiki Stadion Aji Imbut. Ini aset besar yang harus dirawat, agar bisa difungsikan maksimal,” ujar Aji Ali.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa upaya revitalisasi stadion tidak semata berorientasi pada aspek teknis olahraga, tetapi juga diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Pemerintah berencana menata kembali kawasan stadion agar dapat dimanfaatkan pelaku UMKM, sehingga tercipta efek berganda dari geliat olahraga lokal.
“Kami ingin bukan hanya olahraga yang hidup, tapi juga ekonomi warga. Ini multiplier effect dari pembinaan olahraga kalau kita kelola dengan benar,” tutup Aji Ali. (*adv/diskominfokukar)