Advertorial Diskominfo Kukar

Desa Pela Pertimbangkan Ikut Kembali Lomba Desa Wisata Nusantara 2025

Setelah mencatat prestasi sebagai juara lima dalam Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN) tahun lalu, Desa Pela di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar), kini bersiap untuk kembali ambil bagian dalam ajang yang sama pada tahun 2025.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat eksistensi sekaligus pengembangan potensi wisata desa yang kian menarik perhatian publik.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bekayuh Beumbai dan Bebudaya (B3) Desa Pela, Alimin, mengungkapkan bahwa proses evaluasi dan diskusi internal tengah dilakukan untuk menentukan kesiapan desa mengikuti kompetisi nasional tersebut.

“Hanya juara 1, 2, dan 3 yang tidak bisa ikut lagi. Karena kita juara lima, kita masih berhak ikut tahun ini. Sekarang masih dalam proses. Kemungkinan besar kita akan ikut,” ujar Alimin saat ditemui pada Jumat, 16 Mei 2025.

Jika dipastikan ikut LDWN 2025, Desa Pela akan mengusung sejumlah keunggulan baru yang sebelumnya belum masuk dalam penilaian. Salah satu daya tarik baru tersebut adalah destinasi wisata Tanjung Tamannoh, yang rampung pada akhir 2024 dan mulai menyedot minat wisatawan.

“Sekarang kita sudah ada penambahan, termasuk kapal 18 unit itu belum ada tahun lalu. Sebelumnya tim Kemendes belum sempat melihat yang ini,” jelasnya.

Tidak hanya menonjolkan sisi destinasi wisata, Desa Pela juga memperkuat daya saing melalui program konservasi lingkungan. Salah satunya adalah keterlibatan dalam upaya pelestarian kawasan Pusat Mahakam yang menjadi habitat spesies endemik seperti pesut Mahakam. Kontribusi ini, menurut Alimin, menjadi nilai tambah dalam penilaian lomba.

“Dari sisi lingkungan, kita juga sudah ada kontribusi. Insya Allah kalau tahun lalu bisa juara lima, tahun ini paling tidak bisa masuk tiga besar,” ujarnya optimistis.

Saat ini, Pokdarwis tengah mematangkan persiapan, mulai dari pengumpulan dokumen pendukung, dokumentasi kegiatan, hingga laporan dampak dari berbagai program yang telah dijalankan.

Alimin menegaskan, aspek keberlanjutan menjadi kunci utama dalam Lomba Desa Wisata Nusantara. Tidak hanya dari sisi infrastruktur fisik, tetapi juga dari dampak jangka panjang terhadap ekonomi masyarakat, pelestarian budaya lokal, dan keberlanjutan lingkungan.

“Yang penting dalam lomba desa wisata itu adalah keberlanjutan. Baik itu ekonomi berkelanjutan, budaya berkelanjutan, semua harus terlihat dampaknya. Itu yang jadi nilai penting dalam lomba seperti ini,” pungkasnya. (*adv/diskominfokukar)

Related posts

Bupati Kutim Upayakan Guru Ngaji Masuk di BPJS Ketenagakerjaan Rentan

Tekstual01

Arfan Reses ke Teluk Perancis, Warga Diberi 7 Usulan Prioritas

Tekstual01

Idulfitri, Lurah Belimbing Sampaikan Pesan Wali Kota di Masjid Al Furqon

Tekstual01

Rustam Pertanyakan Zonasi Beras Basah

Tekstual01

Sunggono Apresiasi Kejari Kukar Serahkan Rp 1,7 M Hasil Pengungkapan Dua Kasus Tindak Pidana Korupsi

Tekstual01