BONTANG – Festival UMKM Berbenah yang digelar di Stadion Bessai Berinta mencatatkan pencapaian menggembirakan dari sisi ekonomi. Hingga hari ketiga, Selasa (9/9/2025), antusias pengunjung terus membeludak.
Berdasarkan laporan panitia, pendapatan yang tercatat pada hari pertama mencapai Rp88,9 juta dari 74 tenant yang mengisi link laporan, sementara hari kedua meraih Rp84,2 juta dari 62 tenant. Total sementara selama dua hari mencapai Rp173,2 juta, meski angka riil diprediksi lebih tinggi karena tidak semua tenant melaporkan data penjualan mereka.
Dampak positif festival ini sangat dirasakan para pedagang kuliner. Salah seorang pedagang mengaku omzetnya dalam dua hari bisa menembus Rp1,5 juta, padahal biasanya hanya meraup sekitar Rp300 ribu per hari.
“Waktu jualannya lebih singkat, tapi pembeli terus berdatangan. Rasanya benar-benar berbeda,” ungkapnya. Meski sempat terkendala listrik di hari pertama—terutama bagi penjual minuman dan kopi yang menggunakan blender—namun setelah diperbaiki, hari kedua berjalan lancar dan disebut para pedagang sebagai momen panen rezeki.
Panitia Penyelenggara, Tachmid, menjelaskan bahwa festival ini memang dirancang khusus untuk mendorong UMKM naik kelas sekaligus memberikan pengalaman baru. Para pedagang diberikan kesempatan berjualan tanpa dipungut biaya, dengan fasilitas yang sepenuhnya disiapkan panitia. “Harapannya, mereka bisa merasakan langsung keuntungan dari kegiatan ini,” jelasnya.
Festival UMKM Berbenah berlangsung meriah sejak hari pertama dengan beragam acara menarik. Pembukaan dimeriahkan senam bersama PERSANI, fashion show Batik Nusantara, tari Nusantara, musikalisasi puisi, penampilan Sape’, hingga Band JIVA. Hari kedua menjadi istimewa dengan masak besar sambal gammi yang berhasil menorehkan rekor MURI dengan 2.500 porsi, dilanjutkan modern dance, serta penampilan band Sri Sultan dan DJ Julian.
Hari ketiga menghadirkan lomba lambe terpedas khas Bontang, tarian IODI, band lokal Dianova, hingga penampilan Syarla dari peserta Indonesian Idol. Puncak acara pada hari keempat, Rabu (10/9), festival ditutup dengan lomba inovasi UMKM naik kelas, tari hip hop, band Delawwa, penampilan Silet Open Up, DJ El Papito, dan seremoni penutupan resmi.
Untuk memastikan kenyamanan pengunjung, panitia menyiapkan berbagai fasilitas pendukung seperti kursi, tempat sampah, serta jadwal acara yang teratur dari sore hingga pukul 22.00 WITA. Dengan demikian, warga dapat menikmati kuliner, hiburan, dan interaksi sosial dalam suasana yang nyaman dan tertib.
Festival ini membuktikan bahwa ruang yang tertata dengan baik mampu mendongkrak omzet pedagang jauh lebih baik dibandingkan sekadar berjualan di pinggir jalan. Bagi warga, acara ini menjadi pilihan rekreasi malam yang aman dan ramah keluarga, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. (*)