TENGGARONG – Expo Pesta Erau Adat Kutai 2025 tidak hanya menjadi ajang hiburan dan pertunjukan budaya. Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kutai Kartanegara (Kukar), kegiatan ini dimanfaatkan sebagai lapangan uji pasar bagi produk-produk pelaku usaha lokal binaan mereka.
Alih-alih memajang capaian program seperti biasanya, Diskop-UKM Kukar memilih turun langsung berjualan sepanjang expo berlangsung. Kabid Pemberdayaan UKM, Fathul Alamin, mengatakan langkah ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana produk lokal Kukar bisa diterima masyarakat.
“Kami bawa langsung tim produksi dan pemasaran ke lokasi. Targetnya bukan sekadar pamer, tapi betul-betul melihat transaksi nyata. Nanti di akhir expo kami hitung pendapatan kami berapa,” jelasnya.
Produk yang dijajakan cukup beragam. Mulai dari olahan makanan berbasis sayur dan buah hasil pertanian, hingga suvenir berbahan kayu khas Kalimantan seperti ulin, legam, dan benggeris. Untuk makanan, harga dibanderol ramah di kantong, yakni Rp 10-25 ribu per kemasan.
Sementara untuk produk kerajinan, Diskop-UKM membawa koleksi jam tangan kayu yang sudah menembus pasar ekspor. Jam tangan berbahan legam dijual mulai Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta, sedangkan material benggeris dihargai Rp2 juta sampai Rp6,5 juta per unit.
“Jam tangan kayu ini punya nilai jual tinggi karena pengerjaannya handmade. Expo Erau ini jadi panggung yang pas untuk memperkenalkan produk unggulan kita,” ujar Fathul.
Langkah Diskop-UKM Kukar tersebut diharapkan dapat membuka peluang pasar baru sekaligus memacu pelaku usaha lokal untuk meningkatkan kualitas produknya. (Adv)
Tak Sekadar Pameran, Diskop-UKM Kukar Uji Daya Saing Produk Lokal di Expo Erau 2025
