Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin, meminta masyarakat menjaga ketertiban selama prosesi penutupan Festival Adat Erau 2025. Rangkaian akhir pesta adat tahunan itu digelar di Tenggarong pada Minggu, 28 September 2025, dan berlanjut keesokan harinya.
Rendi menjelaskan, penutupan Erau dibagi menjadi dua bagian. Pada Minggu, digelar prosesi belimbur yang dilanjutkan dengan seremoni resmi penutupan. Keesokan harinya, Senin, 29 September, prosesi adat ditutup dengan perobohan tiang ayu sebagai tanda berakhirnya rangkaian Erau.
“Harapan kami, semua berjalan kondusif. Hampir setiap tahun, prosesi belimbur sering diwarnai isu-isu yang seharusnya tidak terjadi. Karena itu, kami mengajak masyarakat Kukar menjaga ketertiban dan kelestarian adat,” kata Rendi, Sabtu, 27 September 2025.
Menurut dia, Erau bukan hanya perayaan warga Tenggarong, melainkan pesta rakyat yang digelar Kesultanan Kutai Kartanegara untuk masyarakat luas. Tradisi itu juga menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Karena itu, tutur Rendi, sikap sopan dan tertib sangat diperlukan agar tradisi tetap terjaga.
Ia secara khusus mengingatkan masyarakat agar menaati aturan selama prosesi belimbur. Air yang digunakan harus bersih, bukan air kotor atau cairan lain yang berpotensi membahayakan. Ketentuan itu, kata dia, sudah diatur dalam surat edaran dan titah Sultan Kutai Kartanegara.
“Belimbur adalah simbol penyucian diri. Jangan sampai tercoreng oleh tindakan kekerasan atau pelanggaran. Mari bersama-sama menjaga kondusivitas, menghormati titah sultan, dan menunjukkan keramahan kepada tamu dari seluruh Kalimantan Timur maupun luar daerah,” ujar Rendi. (*adv/diskominfokukar)
