TEKSTUAL.com – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berencana akan kembali menyurati 10 calon investor berpotensial untuk masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).
Wacana ini bergulir lantaran jadwal sebelumnya batal akibat pandemi Covid-19, sehingga harus dijadwal ulang. Hal ini disampaikan Plt Kepala DPM-PTSP Kutim, Saipul Ahmad.
“Saat ini kita sedang menyiapkan beberapa konstruksi dokumen untuk meyakinkan proposal tawaran ke dunia usaha dari KEK Maloy MBTK. Dan kita akan kembali mengundang calon investor itu, ini masih digodok. Kepastiannya belum bisa kita kabari,” ujarnya.
10 calon investor tersebut yakni, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN Group), PT Gunta Samba Group, PT Anugerah Lestari, Indofood Groub, PT Toba Groub. Ada juga PT Barokah yang bergerak di bidang pencampuran biodisel dari bahan baku sawit.
Kata Saipul, KEK MBTK ditargetkan mampu menarik investasi Rp 37,71 triliun dan menyerap 55.700 tenaga kerja. KEK MBTK juga diproyeksikan bisa menambah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kutim sebesar Rp 4,67 triliun pada 2025 mendatang.
Pelabuhan KEK MBTK juga memiliki kedalaman 18-22 meter yang membentang dari pinggir atas daratan ujung kapal berlabuh ke arah laut, sampai ujung buritan kapal berlabuh pada saat air surut.
“Kawasan Maloy memiliki letak geografis yang berhadapan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II atau Selat Makassar. Lokasi itu dianggap strategis. Sehingga sangat berpotensi bagi investor untuk membenamkan dunia usahanya di kawasan tersebut,” bebernya.
Terkait kendala lahan lanjut Saipul, saat ini KEK MBTK sudah tidak mengalami permasalah tersebut. Kata dia, dari luasan area 509,34 hektar, sekira 400 hektare lahan sudah siap digunakan untuk industri.
“Kelengkapan lainnya pun sudah nampak dari PLN, jaringan spam air bersih, dan internet sudah di sediakan. “Pekerjaannya dikerjakan oleh dinas PUPR Kaltim,” tukasnya,” tukasnya. (vit)