TEKSTUAL.com – Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Bontang menggelar aksi di muka gerbang Kantor Polres Bontang, Rabu (01/07/2020). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap mahasiswa korban kekerasan oknum kepolisian di Pamekasan, Madura beberapa waktu yang lalu.
Shearly Albrinda, selaku pembicara dalam aksi tersebut menjelaskan aksi protes yang berlangsung di Pamekasan beberapa waktu lalu menyangkut soal galian ilegal di kawasan tersebut. Dalam aksi tersebut, tiga orang mahasiswa yang diketahui merupakan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menjadi korban kekerasan oknum kepolisian.
Berangkat dari kejadian tersebutlah Forum Komunikasi BEM Bontang menggelar aksi solidaritas ini.
“Mereka menyuarakan galian ilegal. Tapi sebagai kepolisian yang mengayomi masyarakat malah terjadi pemukulan di sana,” ujarnya saat ditemui di lokasi aksi.
Shearly melanjutkan tuntutan yang disampaikan dalam aksi solidaritas tersebut yaitu mengecam keras represif oknum-oknum di Pamekasan. Serta mendesak agar mencabut jabatan Kapolres Pamekasan.
Sementara itu, Kapolres Bontang AKBP Boyke Karel Watimena pun menemui langsung massa aksi. Kapolres mengapresiasi dan memberi respon positif terhadap aksi solidaritas tersebut. Dia mengatakan bila ada tindakan anggota Polri yang tidak profesional, boleh dikoreksi.
“Saya setuju saja dengan gerakan mahasiswa seperti ini. Yang penting tertib, tidak mengganggu masyarakat lain atau pengguna jalan,” ujarnya.
Terkait tuntutan massa aksi, AKBP Boyke mengatakan akan meneruskan secara berjenjang melalui Polda.
Saat ditanya jika ada anggotanya yang bertindak serupa, Kapolres menegaskan akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku.
“Saya akan proses secara tegas sesuai ketentuan yang berlaku apabila yang bersangkutan terbukti melakukan seperti yang dituduhkan,” tegasnya. (nnd)