TEKSTUAL.com – Kampung Malahing merupakan permukiman di atas laut berada di wilayah Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan. Berkat program Better Living In Malahing dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pupuk Kaltim, kampung ini secara perlahan lepas dari kesan kumuh dan tertinggal. Bahkan kini menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Taman selain Bontang Kuala.
Semakin berkembang, tentu banyak yang tidak mengetahui asal mula berdirinya kampung Malahing. Sejatinya kampung yang dihuni 52 Kepala Keluarga (KK) ini merupakan lautan luas. Tak ada bangunan maupun rumah warga kala itu. Dia lah, Nasir Lakada (48), orang yang pertama tinggal di Malahing.
Diceritakan Nasir, dia pertama datang ke Bontang pada 1999. Bersama sang ipar, mereka datang bermodalkan belat yang terbuat dari bambu dibawa dari Mamuju. Niat mengadu nasib, mereka pun mencoba peruntungan itu di laut Bontang.
“Nah, tempat kami memasang belat itu ya di sekitaran Malahing ini,” tuturnya belum lama ini.
Karena sering memasang belat di daerah Malahing. Ia bersama ipar sepakat membangun pondok. Itu agar mereka tak pulang-balik dari tempat mereka tinggal. Waktu itu ia dan ipar tinggal di salah satu rumah keluarga di Pulau Kandangan. Pulau yang berada di wilayah Tanjung Laut. Sekitar 200 meter dari Malahing.

“Seingat saya, kami membangun di Malahing itu ukurannya 3×4 meter saja. Bahannya dari daun nipa. Namanya pondok-pondok saja. Kami bangun agar tidak bolak-balik. Namanya di laut, ya kadang dapat. Belum lagi badai,” kenangnya.
Dua minggu tinggal di Bontang, ipar Nasir pun pulang. Dia ke sana untuk mengambil istri dan adiknya yang tak lain merupakan istri Nasir. Berselang setahun, keluarga Nasir dari Mamuju berdatangan. Alhasil Malahing pun dihuni keluarga Nasir. Meski ada juga warga lain yang bukan keluarga yang tinggal di Malahing.
Semakin ramai, akhirnya Malahing menjadi permukiman dan menjadi bagian dari RT 30 di Kelurahan Tanjung Laut Indah. Nasir pun diberi amanah warga menjadi ketua RT dari 2000 hingga sekarang.
Saat ditanya arti dari Malahing, Nasir mengungkapkan bahwa Malahing memiliki arti datang dan pulang. Nama ini memang bukan pemberian dari Nasir. Diakui Nasir, bahwa nama ini sudah ada sejak dulu sebelum mereka datang.
“Kalau nama Malahing memang sudah ada dari dulu. Cuma kalau orang yang pertama tinggal di kampung ini, ya saya bersama ipar saya,” tutupnya. (ver)