TEKSTUAL.com – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang, Amir Tosina semakin geram pada pembangunan Bontang Citymall (BCM). Pasalnya, setiap hujan deras, rumah warga di sekitar mal menjadi langganan banjir.
Menindaklanjuti keluhan warga ini, Amir pun langsung mendatangi lokasi pembangunan mal yang berada di Jalan Jendral Sudirman, RT 26 Kelurahan Tanjung Laut, Jumat (25/12/2020).
Bersama Plt Camat Bontang Selatan, Usman dan para ketua RT dan warga terdampak banjir. Tak main-main, Amir meminta kontraktor BCM untuk menghentikan pembangunan mal.
Amir menjelaskan ia mendatangi lokasi pembangunan BCM itu di luar agenda inspeksi mendadak (Sidak) anggota dewan. Namun terkait infrastruktur Kota Bontang, ia memiliki tanggung jawab sebagai Ketua Komisi III untuk memberi ketegasan pada pihak BCM. Pasalnya, sudah tiga bulan dipanggil Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama para ketua RT, namun hingga kini tidak ada tindaklanjut pihak BCM mengenai penanganan banjir.
“Nah, hari ini kita buktikan lagi saat hujan masyarakat kebanjiran. Ini dampaknya luar biasa. Maka itu, saya minta supaya lingkungan kerja dibenahi dulu, baru mulai kembali kerja,” tegas Amir usai mendatangi kontraktor yang membangun BCM.
Politisi Gerindra ini pun meminta pembangunan disetop, sampai pihak BCM merespon permintaan mereka. Mulai dari penurapan di sekitar mal dan perbaikan drainase.
“Tadi saya juga telepon dengan pak Dedi, mungkin pimpinan di sini. Dia berjanji akan memperbaiki itu segera dan mempekerjakan kontraktor terkait itu. Ya kita liat saja nanti. Bila tidak, kami akan berlaku lebih tegas lagi,” tutur Amir.

Sementara, Plt Camat Bontang Selatan, Usman menuturkan dari dulu masyarakat sangat mendukung pembangunan mal ini. Tetapi bukan berarti dengan dukungan itu, semua siap menderita. Maka dari itu, pembangunan mal yang disetop anggota dewan, ia sangat mendukung dan itu juga dirasa sangatlah wajar .
“Saya juga pernah tegasi saat rapat bersama dewan. Namun saya tidak tindaklanjut karena saat itu masuk Pilkada. Nah usai ini kami kencangi lagi. Karena saya liat kalau tidak ditegasi tidak dihiraukan mereka,” katanya.
Sementara itu, kontraktor BCM, Project Manager PT Brantas Abipraya, Awang Pradika S menjelaskan, pihaknya hanya mengeksekusi pekerjaan yang sudah didesain. Untuk desain, memang semua dari owner BCM.
“Memang ini terjadi karena pada saat pekerjaan desainnya lambat,” ungkapnya.
Dikatakan Awang, sebenarnya owner sudah mendesain pembangunan ini. Namun hal ini bisa terjadi karena ada perubahan desain.
“Ini yang terjadi karena saluran drainase tersumbat akibat debit air yang terlalu besar. Ini di luar prediksi,” katanya.
Sekedar informasi, ada 5 RT yang terdampak banjir akibat pembangunan BCM. Meliputi RT 23, 24, 25, 26, dan 27. Namun yang paling terdampak banjir adalah RT 25, 26, dan 27. (ver)