Advertorial Diskominfo Kukar

Pemkab Kukar Perluas Program Gizi, Sasar Balita hingga Lansia Lewat MBG Plus

TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memperkuat upaya pemenuhan gizi masyarakat dengan menghadirkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) Plus. Program ini dirancang sebagai pelengkap MBG nasional yang difokuskan pada anak sekolah, dengan perluasan sasaran kepada balita dan kelompok lanjut usia (lansia).
Bupati Kukar, dr Aulia Rahman Basri, mengatakan program tersebut menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah. Menurutnya, gizi yang terpenuhi sejak dini hingga usia lanjut akan berdampak langsung terhadap kesehatan, daya saing, dan produktivitas masyarakat.
“Anak-anak adalah investasi jangka panjang, sementara lansia juga harus dijaga asupannya. Dengan MBG Plus, kami ingin memastikan semua kelompok usia mendapatkan standar gizi yang tepat,” ujarnya.
Untuk mendukung keberlanjutan program, Pemkab Kukar telah menyiapkan infrastruktur dapur gizi yang akan dikembangkan di berbagai kecamatan. Saat ini, empat dapur gizi sudah beroperasi di wilayah Tenggarong sebagai pilot project.
Aulia menambahkan, keberhasilan program ini tidak hanya ditentukan oleh pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan masyarakat. Ia berharap MBG Plus dapat menjadi langkah nyata dalam menekan angka gizi buruk, sekaligus menumbuhkan kesadaran pentingnya pola makan sehat di setiap rumah tangga.
“Ini bukan sekadar program bantuan pangan, tetapi strategi jangka panjang membangun SDM Kukar yang sehat dan unggul,” tegasnya. (Adv)

Related posts

Bupati Kukar Dorong Pertanian Modern lewat Bantuan Alsintan dan Kredit untuk Petani Muda

Tekstual01

Kartanegara Coffee Event 2025 Resmi Dibuka, Dorong Hilirisasi dan Penguatan UMKM Lokal

Tekstual01

Hadiri Festival Adat Embuang Panas Pelas, Bupati Minta Dikemas Lebih Baik Lagi Tahun Berikutnya

Tekstual01

Program Kukar Idaman 2024 Mulai Dibahas, Termasuk Program Strategis

Tekstual01

Agusriansyah Minta Pemkab Kerja Sama dengan Kemenkes Soal Kurangnya Tenaga Dokter Spesialis di Kutim

Tekstual01