TEKSTUAL.com – Komisi III DPRD Bontang mengaku prihatin dengan kondisi air bawah tanah yang berpotensi habis di kota Bontang. Pasalnya, cadangan air bawah tanah Kota Taman dengan kebutuhan air 15 Juta liter kubik pertahun itu bakal habis hingga 20 tahun mendatang.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang, Abdul Malik menyatakan kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Kini pihaknya berusaha memaksimalkan solusi tersebut.
“Berdasarkan penelitian LAPI ITB tahun 2006, bahwa bontang 20 tahun akan krisis air. karena kita masih mengandalkan air bawah tanah,” ujarnya, Senin (8/3/2021).
Sementara itu pihaknya kini sudah melakukan berbagai upaya sesuai fungsinya sebagai legislator. Hal itu guna memastikan regulasi yang akan terkait dengan solusi cadangan air permukaan tanah.
Cadangan air itu telah dipastikan tidak akan mengganggu kondisi air bawah tanah kota Taman. Salah satunya mengupayakan potensi danau bekas tambang PT Indominco.
“Dari sekian kunjungan kerja ke beberapa tempat baik pemerintah kutim dan Kukar terkait dengan ketersediaan air danau karangan Marangkayu dan Bendungan Suka Rahmat, yang memungkinkan adalah danau eks tambang Indominco,” ungkap Abdul Malik.
Menanggapi masalah tersebut DPRD Bontang melalui Komisi III telah berupaya untuk menuntaskan kendala yang ada. Koordinasi dengan OPD terkait hingga Bapelitbang Kaltim juga dimaksimalkan.
“Untuk percepatan itu kami memastikan Bapelitbang Provinsi telah masuk dalam perencanaan. Begitupun dengan Bappenas mesti masuk juga, kalau Bontang aman bisa kita kondisikan dalam RPJMD,” tuturnya.
Lanjutnya, dijelaskan bahwa untuk mengalirkan air dengan kuantitas 18 Juta Liter tersebut ke kota Bontang tidaklah mudah. Mesti ada 12 regulasi mesti dituntaskan terlebih dahulu.
“Bapelitbang Provinsi Kaltim telah membentuk tim tahun 2021 ini untuk mensurvei kelayakan bendungan, apakah kuat menampung air dan cukupkah untuk dialiri kepada 2 wilayah Bontang dan teluk pandan sebanyak 200 liter perdetik,” tukasnya. (ver)