TENGGARONG – Tradisi Haul Jamak bagi para Raja dan Sultan Kutai kembali digelar di Kedaton Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Agenda tahunan ini menjadi bagian awal dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Tenggarong sekaligus Pesta Adat Erau yang senantiasa dinantikan masyarakat.
Asisten II Setkab Kutai Kartanegara, Ahyani Fadiannur Diani, menjelaskan bahwa Haul Jamak memiliki nilai lebih dari sekadar upacara seremonial. Menurutnya, kegiatan tersebut sarat makna spiritual sekaligus penghormatan mendalam kepada para leluhur yang pernah memimpin Kesultanan Kutai.
“Haul Jamak adalah bentuk rasa syukur, penghargaan, dan doa kita kepada raja-raja dan sultan-sultan terdahulu. Mereka telah berjasa besar dalam meletakkan dasar kehidupan masyarakat Kutai hingga berkembang seperti sekarang,” ujar Ahyani.
Pelaksanaan Haul Jamak tahun ini berbeda dari sebelumnya yang dipusatkan di Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin. Prosesi berlangsung di Kedaton Kutai dengan khidmat, ditandai pembacaan Surah Yasin, Tahlil, serta doa khusus untuk para raja dan sultan yang telah wafat.
Ahyani menambahkan, momentum ini bukan hanya ajang mengenang sejarah, tetapi juga pengingat bagi generasi kini untuk melanjutkan nilai-nilai yang diwariskan. “Apa yang kita capai hari ini tidak lepas dari pondasi yang mereka bangun. Sudah sepatutnya kita menjaga dan mendoakan mereka,” katanya.
Dengan doa bersama itu, masyarakat Kutai diharapkan semakin memahami bahwa kemajuan hari ini lahir dari perjuangan masa lalu. Haul Jamak pun menjadi jembatan yang mengikat erat antara sejarah, budaya, dan kehidupan spiritual masyarakat Kutai Kartanegara. (Adv)