TEKSTUAL.com – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu masyarakat, terutama di tengah masa pandemi Covid-19. Salah satunya berbelanja langsung di Pasar Induk Sangatta hal inilah yang dilakukan pasangan calon (Paslon) Mahyunadi-Kinsu.
Tanpa penjadwalan, Mahyunadi dan Lulu Kinsu berselancar dari satu pedagang ke pedagang lainnya untuk berbelanja berbagai bahan pangan dan ragam kuliner.
Mahyunadi maupun Kinsu, membeli berbagai dagangan di sejumlah lapak, secara satu-persatu. Sambil menjalin silaturahmi, mereka mencoba membantu perputaran ekonomi di lingkungan pasar tersebut. Para pedagang tampak senang dikunjungi karena mereka sudah mengenal dan akrab dengan Mahyunadi maupun Kinsu sebagai pengusaha kawakan di Kutim.
Mahyunadi menuturkan, kali ini dirinya secara dadakan, tanpa penjadwalan, memang ingin berbelanja ke Pasar Induk Sangatta. Ini sebagai bentuk memberdayakan pedagang lokal di Pasar Induk Sangatta.
“Menurut aturan pilkada kami tidak boleh melakukan kampanye di tempat fasilitas umum. Jadi di sini kami tidak ada melakukan unsur kampanye, tidak ada bagi-bagi algaka (alat peraga kampanye), tidak ada membujuk maupun sosialisasi. Kami hanya berbelanja dan jalan-jalan saja,” tegas Mahyunadi.
Kedua pasangan ini dikenal dengan sosok yang ramah dan bersahaja maka tak heran jika para pedagang sangat mengenal keduanya.
Usai berkeliling, Mahyunadi berpendapat, sejauh ini perkembangan Pasar Induk Sangatta sudah cukup baik. Sudah banyak pedagangnya.
“Tapi pengunjungnya saja yang masih kurang banyak dibanding pasar lainnya. Mungkin karena masih banyak pasar tumpah di luar Pasar Induk Sangatta, itu yang mungkin jadi penyebabnya,” ujar dia.
Sementara itu, Kinsu selaku pengusaha turut menilai, Pasar Induk Sangatta sudah menjadi tempat yang populer di Kutim dalam hal perdagangan.
Namun dirinya berharap lebih, agar pasar tersebut bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya, baik dalam hal tata kelola maupun fasilitas penunjang.
“Saat ini kondisi pandemi, dan faktor ekonomi, tingkat pendapatan pedagang saat ini menurun. Saya tanya tadi ke pedagang katanya penjualannya menurun, bahkan ada yang turun sampai 60 persen,” ucap Kinsu.
Kinsu pun berharap agar PIS menjadi sentral pusat perbelanjaan kebutuhan pokok bagi warga Kota Sangatta.
“Saya juga berharap ke depannya ketersediaan bahan pangan di Pasar Induk bisa mengakomodir dari hasil produksi di Kutim sendiri. Seperti pedagang telur, masih ada yang mengambil telurnya dari Sulawesi, jadi saya harap ke depannya kita bisa berdayakan peternakan di Kutim untuk suport bahan di pasar lokal,” tutupnya. (vit)