TENGGARONG – Razia gabungan Satpol PP Kutai Kartanegara (Kukar) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) kembali menyasar keberadaan badut jalanan yang meramaikan sejumlah ruang publik di Tenggarong. Dalam operasi pada Sabtu (2/8/2025) malam itu, petugas menemukan belasan badut, termasuk anak-anak yang masih di bawah umur.
Sebanyak 13 orang diamankan, terdiri dari enam anak dan tujuh orang dewasa. Mereka beraksi di berbagai titik keramaian, mulai dari Turap Timbau, Lapangan Basket Timbau, kawasan Sari Laut, Taman Tanjong, hingga Titik Nol Tenggarong.
“Banyak masyarakat yang resah karena merasa terganggu, bahkan ada laporan badut yang memaksa minta uang. Itu sebabnya operasi ini kami lakukan,” jelas Kabid Penegakan Produk Hukum Daerah Satpol PP Kukar, Rasidi.
Fenomena badut jalanan ini bukan kali pertama ditindak. Meski sudah pernah ditertibkan, keberadaannya kembali marak dalam beberapa pekan terakhir.
Plt Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayetno, menegaskan bahwa penggunaan anak-anak dalam aktivitas mencari uang di jalan tidak bisa ditolerir. “Anak-anak seharusnya belajar dan bermain, bukan bekerja di jalan. Penertiban ini penting untuk melindungi hak mereka,” tegasnya.
Hero juga mengingatkan bahwa Kukar sudah dicanangkan sebagai Kabupaten Zona Bebas Pekerja Anak (ZBPA). Karena itu, pemerintah daerah berkomitmen menjaga citra Kukar sebagai daerah ramah anak. Namun, ia menilai upaya represif saja tidak cukup.
“Di balik ini ada persoalan ekonomi keluarga. Maka solusinya harus berkelanjutan, tidak hanya ditertibkan tetapi juga diberdayakan. DP3A bersama instansi lain akan terus mencari jalan keluar agar anak-anak tidak lagi turun ke jalan,” ujarnya.
Ia menambahkan, koordinasi dengan Dinas Sosial serta pihak terkait lainnya akan diperkuat untuk memberikan perlindungan sosial bagi keluarga rentan. Dengan begitu, anak-anak di Tenggarong dapat tumbuh di lingkungan yang aman, nyaman, dan bebas dari eksploitasi. (Adv)
Satpol PP Kukar Tertibkan Badut Jalanan, Enam Anak di Bawah Umur Ikut Terjaring
